Wednesday, April 6, 2016

Taxi online adalah Sharing Ekonomi yang akan menggusur kapitalisme, benarkah?


Ketika demo besar besaran sopir Taxi di Jakarta. Sopir saya ngobrol dengan temannya yang melihat  iring iringan mobil RI 1 masuk ke jalan jalan kecil di sekitar jl Sriwijaya Jakarta Selatan. Dia bertanya tanya, kenapa Presiden harus melipir ke jalan jalan kecil?

Demo di Jakarta telah memunculkan perdebatan panjang antara yang pro, kontra dan yang bingung, tidak ketemu benang merah yang jelas dalam persoalan taxi online ini.
Semua pembicaraan mengarah  kepada teknologi, tak kurang seorang Profesor yang juga bintang iklan jamu dari Universitas ternama ibu kota bergegas turun tangan menjelaskan dengan berbagai teori ekonominya, intinya agar masyarakat jangan protes dan sambutlah perubahan. Kata Profesor, ini adalah sharing ekonomi yang akan menjungkalkan kapitalisme. Wow!!!

Sebelum ribut para sopir taxi demo masyarakat  dibuat kagum dengan prestasi Gojek, Ojek yang juga berbasis aplikasi  online.
Tak kurang Pemerintah mengapresiasi dengan setinggi langit, pengusahanya dibawa keliling dunia utk dipamerkan sebagai prestasi bangsa.
Di ujung sana, kelahiran Gojek membawa petaka bagi para pengojek. Gojek dengan kekuatan kapitalnya mensubsidi tarif ojek dengan biaya jauh dekat hanya Rp 10.000 selama berbulan bulan. Hasilnya bisa kita tebak, tidak ada yang mau pakai ojek biasa, kenapa harus bayar 50.000 kalau bisa bayar 10.000?
Gojek mensubsidi tarif karena tidak mengharapkan uang dari tarif, tapi dari capital market, dengan cara menaikkan nilai bisnisnya. Gojek lebih peduli dengan jumlah transaksi daripada jumlah nilai per transaksi. Karena jumlah transaksinya yg akan dihargai investor.
Mudah diterka, akhir cerita Gojek akan jual sahamnya dengan harga selangit. Bahwa setelah itu tarifnya dia kembalikan normal, itu suka suka dia, kalau perlu tarif lebih tinggi. Sementara ojek biasa, angkutan umum, bahkan taxi sudah berguguran karena langkah Gojek.

Ada hal yang sama antara kasus Gojek dan Taxi Uber, bahwa dibalik mereka adalah investor asing yang tidak peduli dengan perekonomian rakyat!
Bisa dibayangkan urusan tarif ojek dan taxi bisa ditentukan asing?

Jadi dimana kebenaran teori bahwa ini adalah sharing ekonomi yang akan menggusur kapitalisme? Dibelakangnya justru kapitalisme!

Bung Karno pada tahun 1930 sudah mengingatkan tentang bahaya  kapitalisme. Pada saat itu belum banyak orang pintar di negeri ini.

Perekonomian rakyat akan mati jika kapitalisme tidak dikendalikan.
Kapital kita perlukan untuk membangun, tapi kapitalisme harus kita lawan.

Hari ini kapitalisme setiap hari menggusur perekonomian rakyat.
Kita lihat peternak peternak ayam di Cianjur dan Sukabumi gulung tikar karena di kampungnya sudah hadir peternak baru dengan modal hingga trilyun rupiah dari Thailand, China, Malaysia bahkan Korea.
Petani di Subang harus bersiap jadi kuli karena investor dari China menanam padi dengan investasi juga trilyun rupiah.
Pedagang warung kecil sudah lama tutup karena digusur minimarket.
Sekarang tukang ojek dan tukang taxipun bergelimpangan.
Bukankah aneh negeri ini, di tengah naiknya berbagai harga kebutuhan pokok di konsumen, harga jual di petani justru hancur. Siapa yang bertanggung jawab dibalik semua persoalan itu?

Benarkah semua itu harus kita  terima apa adanya sebagai sebuah perubahan?
Dimana peran pemerintah?

Sang Profesor rupanya sudah keblinger. Merasionalkan dengan segudang teori tapi mengaburkan persoalan yang fundamental bagi rakyat.

Tidak ada yang baru dalam ekonomi, tidak ada yang baru dalam kapitalisme, dari dulu hingga sekarang kapitalisme hidup dengan cara menghisap darah rakyat!

Masalahnya terbesarnya, Presiden seperti biasa akan menunggu nunggu dulu, kemana kira kira angin bertiup sebelum ambil keputusan lambatnya.

Bukan tidak mungkin, kalau Presiden selalu memutuskan hanya dengan pertimbangan popularitas, tidak benar benar peduli nasib rakyat, maka tidak hanya akan dipaksa melipir lewat jalan jalan kecil, tapi akan dipaksa keluar dari istana.

Gerakan Beli Indonesia
Happy Trenggono,

#BeliIndonesia

My Link List


coconut fiber indonesia - civet coffee beans luwak indonesia - rumah baru dekat tol di jatiasih - eksportir indonesia - solusi properti - rumah dinar - manufaktur indonesia - agribisnis indonesia - white copra indonesia - coconut coir pellets - jual panel beton murah siap pakai - jasa pasang panel beton - jual komponen nepel, mur, baut, spare parts ac, kuningan - komponen, nepel, mur, baut, ac, kuningan - industri manufaktur pengecoran kuningan - brass foundry casting manufacturer - brass billets, bullets, neple, nut, bolt, fitting, parts - tanah di kawasan strategis - rumah baru eksklusif dekat tol - rumah murah dekat tol - jual tanah di sudirman - jual tanah di kuningan - jual tanah dekat menteng - paket tour perjalanan wisata - apakah dinar emas - tanya jawab dinar - jual dinar - beli dinar - dinar emas - jual benih lele - jual bibit lele - benih lele - bibit lele - lele sangkuriang -

0 comments:

Post a Comment

My Blog List